Buku Pramuka Boyman

Kedai Atribut Pramuka Scout Addict Kediri menyediakan buku materi Pramuka Boyman 1 dan Boyman 2.

Tenda Dome Arei Outdoor

Kedai Pramuka Scout Addict menyediakan berbagai Tenda Dome Arei Outdoor kapasitas 2 dan 4 orang.

Aneka Produk Loreng Pramuka

Kedai Pramuka Scout Addict menyediakan berbagai macam produk berbahan kain Loreng Pramuka. Produk kami antara lain : Jaket, Celana, Rompi, Topi, dll.

Aneka Produk Logam Cor

Produk atribut perlengkapan Pramuka berkualitas dari Kedai Pramuka ScoutAddict Kediri

Pelayani Pemesanan Pin, Gantungan Kunci, ID Card

Kedai Pramuka Scout Addict juga melayani pemesanan pin, gantungan kunci, Id Card, dll untuk kegiatan maupun souvenir.

Dokumentasi Pengiriman

Dokumentasi dari pesanan yang pernah kami kirimkan. Kami pernah mengirim pesanan dari Aceh sampai Papua.

Minggu, 31 Juli 2011

Pesanan dari Mataran, NTB

Terima kasih kepada kak Rahmat dari Mataran NTB. kami selalu siap bekerjasama dengan prmuka dari Kota Mataram juga Kwarda NTB

Sabtu, 30 Juli 2011

Pramuka Jangan Diwajibkan

Berkembangnya pendidikan pramuka di seluruh dunia utamanya karena ada kesukarelaan. Karena itu, pendidikan pramuka jangan diwajibkan bagi semua anak-anak sekolah karena hasilnya tidak maksimal.

"Pramuka itu dasarnya adalah kesukarelaan. Memang tidak semua anak harus jadi Pramuka. Tetapi semangat kepramukaan harus ada dalam diri setiap anak."
-- Azrul Azwar

Hal itu dikatakan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar di sela-sela kunjungan ke lokasi perkemahan kontingen Indonesia di Jambore Pramuka Dunia yang berlokasi di Bumi Perkemahan Rinkaby, Kristianstad, Kamis (29/7/2011).

Sebanyak 133 anggota pramuka Indonesia berusia 14-18 tahun ikut ambil bagian dalam jambore pramuka dunia ke-22 yang berlangsung hingga 7 Agustus mendatang.

"Pendidikan pramuka bagi anak-anak sekolah itu jangan wajib atau dipaksakan bagi semua anak. Kebijakan seperti ini yang membuat pendidikan Pramuka di sekolah gagal. Sebab, Pramuka itu dasarnya adalah kesukarelaan. Memang tidak semua anak harus jadi Pramuka. Tetapi semangat kepramukaan harus ada dalam diri setiap anak," kata Azrul.

Menurut Azrul, pembenahan utama untuk menghidupkan dan mengembangkan pendidikan pramuka dengan memperbaiki gugus depan di sekolah-sekolah. Pembina pramuka benar-benar dibekali dengan kemampuan dan kreativitas menyelenggarakan pendidikan pramuka yang menyenangkan dan menanamkan nilai-nilai serta keterampilan hidup.

Azrul mengungkapkan upaya-upaya untuk memperkuat gerakan pramuka di Indonesia, terutama di sekolah-sekolah. Pembina pramuka akan dilatih secara intensif dan mendapat sertifikasi yang diperbaharui lima tahun sekali.

Selain itu, perlu pengorganisasian yang kuat pada gugus depan di sekolah serta pemberian alat-alat Pramuka. Komite sekolah dan orang tua juga perlu dilibatkan untuk sama-sama memahami pentingnya pendidikan Pramuka untuk emmbentuk generasi muda Indonesia yang mandiri, cinta damai, dan melakukan kebaikan-kebaikan bagi sesama.

Hal lain yang penting, kata Azrul, dukungan pendanaan pendidikan Pramuka di sekolah diharpkan bisa juga diambil dari dana bantuan operasional sekolah. Pendidikan pramuka mesti dijalankan dengan tujuan yang murni, bukan karena adanya proyek nasional pendidikan karakter semata yang saat ini digandrungi pemerintah.

Azrul menekankan supaya gerakan pramuka Indonesia dijauhkan dari intervensi politik untuk kepentingan sesaat. Sebab, kepramukaan yang sejati sesungguhnya dapat membentuk karakter yang luar biasa dalam diri tiap individu.

Sumber : kompas.com

Rabu, 27 Juli 2011

Pesanan dari Jogja

Terima kasih kepada kak Fuad dari Yogyakarta, semoga berkenan, serta kami tunggu pesanan selanjutnya

Minggu, 24 Juli 2011

Pesanan dari Pare-pare

Terima kasih kepada kak Hermanto dari Pramuka Pare-pare yang telah memesan perlengkapan pramuka di Kedai Pramuka Online Scout Addict. Semoga berkenan serta kami selalu siap bekerjasama dengan Pramuka Pare-pare

Rabu, 20 Juli 2011

Penghuni LP Jadi Anggota Pramuka

TASIKMALAYA - Sebanyak 31 orang penghuni Lembaga Permasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya dilantik menjadi anggota putra gugus depan Pramuka 02127 dan gugus depan 02128 untuk putri. Tujuannya agar keterampilan dan wawasan kebangsaan penghuni LP semakin terasah.

"Usia peserta antara 15-20 tahun. Ini usia seseorang sedang produktif, dan memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut. Kami juga para penghuni LP juga memiliki potensi itu," kata Pembina Gugus Depan Pramuka 02127 dan 02128 Tasikmalaya, Tri Saptono Sambudji di Tasikmalaya, Selasa (19/7).

Tri yang juga menjabat sebagai kepala LP Kelas II B Tasikmalaya, mengatakan, kegiatan di LP itu adalah yang keempat dilakukan di LP di Jabar. Sebelumnya, kegiatan pramuka dalam LP juga telah dilakukan juga di LP Sukamiskin Bandung, LP Bogor, dan LP Cianjur. Kegiatan yang dilakukan antara lain pelatihan wawasan kebanggasaan, beragam kegiatan pramuka, hingga pelatihan kemandirian usaha.

"Kwartir Cabang Pramuka Kota Tasikmalaya sudah bersedia memberikan pendampingan di dalam LP Kelas II B Tasikmalaya terkait keberlangsungan kegiatan pramuka," kata Tri Saptono.

Hr (20), narapidana kasus asusila yang dihukum 3 tahun 6 bulan, menyatakan tertarik dengan kegiatan pramuka, karena diajarkan banyak hal baru yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya. Salah satunya adalah kegiatan tali temali yang membuatnya tidak lekas jenuh saat berada di dalam penjara.

Ia berharap akan mendapat lebih banyak lagi manfaat dari kegiatan pramuka di LP.

Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kota Tasikmalaya, Endang Suherman, menambahkan, niat penghuni LP Kelas II B Tasikmalaya untuk ikut serta dalam kegiatan pramuka harus diacungi jempol. Tembok dan teralis penjara tidak menghalangi niat mereka mengikuti kegiatan pramuka.

"Peran serta pengelola LP juga harus mendapatkan perhatian positif, karena memberikan dukungan bagi penghuni penjara untuk mengembangkan kemampuan diri. Kami selalu siap membantu," kata Endang.

Sumber : kompas.com

Pesanan dari Madiun

Satu lagi pesanan kak Wawan dari Madiun, kami ucapkan terima kasih atas kepercayaannya, kami siap bekerjasama dengan pramuka Kabupaten Madiun

Pesanan dari Singaraja

Terima kasih kepada kak Indra dari Pramuka Singaraja Bali atas kepercayaannya telah meemasan di Kedai Pramuka Scout Addict, Semoga berkenan, serta kami tunggu pemesanan selanjutnya

Senin, 18 Juli 2011

Pesanan dari Tabalong

Kedai Pramuka Scout Addict mengucapkan terimakasih kepada kak Oky dari Tabalong Kalimantan Selatan atas kepercayaannya telah memesan atribut Pramuka. Kami selalu siap bekerjasama dengan Pramuka Tabalong

Pesanan dari Lubuk Linggau

Terimakasih kepada kak Irwan Wijaya yang telah memesan Rompi Loreng Pramuka. semoga berkenan. Kami selalu siap bekerjasama dengan Pramuka Lubuk Linggau

Pesanan dari Palu Barat

Terimakasih kepada Kak Bobby dari Pramuka Palu Barat, Sulawesi Tengah. Telah memesan perlengkapan Pramuka di Kedai pramuka Online Scout Addict. Semoga berkenan serta kami tunggu pesanan selanjutnya

Minggu, 17 Juli 2011

Pesanan dari Singaraja

Terimakasih Kepada kak Andreas dari Singaraja Bali yang telah memesan di Kedai Pramuka Scout Addict. semoga berkenan. Kami tunggu pesanan selanjutnya

Rabu, 13 Juli 2011

Dana Pramuka Raib: Sejumlah Pejabat Brebes Diperiksa

Brebes, CyberNews. Sejumlah pejabat dan mantan pejabat di lingkungan Pemkab Brebes yang menjadi pengurus Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka 11.29 Brebes, diperiksa polisi.

Mereka dimintai keterangan terkait du­gaan raibnya dana lestari Pramuka Kwar­cab 11.29 Brebes senilai Rp 1,1 miliar.

Sejumlah pejabat pemkab yang diperiksa itu di antaranya, Kepala Bappeda Pemkab Brebes Ir Djoko Gunawan MT, yang juga Wakil Ketua Bidang Keuangan, Usaha dan Saran Pra­sarana (Sapras) Kwar­­cab Brebes. Kemu­dian, Kabid Perben­daharaan Dinas Pen­dapatan Pengelolaan dan Kekayaan Aset Daerah (DPPKAD) Pemkab Brebes Sutejo SE, Mantan Kabid Perbendaharaan DPPKAD Pemkab Brebes Diharso.

Selain mereka, Polisi juga memintai keterangan sejumlah pengurus Kwarcab 11.29 Brebes. Yakni, Suswoyo SH selaku Bagian Administrasi dan Keuangan Kwarcab Brebes, M Afifudin SH selaku Kepala Sekretariat Kwarcab Brebes dan Dofari selaku staf Kwarcab Brebes. Direktur Bank Puspakencana Brebes, Chamim Budiman dan karyawan Bank Jateng Cabang Brebes, Dwi Susiana OP juga ikut dimintai keterangan polisi terkait kasus tersebut.

Seperti diberitakan Suara Merdeka sebelumnya, dana lestari milik Kwatir Cabang (Kwarcab) Pramuka 11.29 Brebes senilai Rp 1,1 miliar diduga raib.

Dana yang tersimpan di dua bank itu raib secara bertahap sejak 2009 lalu. Dana lestari itu terhimpun dari bantuan pemerintah daerah dan disimpan dalam bentuk deposito serta tabungan. Uang itu tersimpan di Bank Jateng dan PD BPR Puspakencana Brebes. Hingga April 2008, dana Lestari Pramuka terkumpul mencapai Rp 1,103 miliar. Rinciannya, dalam bentuk deposito di PD BPR Bank Puspakencana Rp 655 juta, deposito di Bank Jateng Rp 50 juta, tabungan di PD BPR Puspakencana Rp 15,8 juta dan tabungan di Bank Jateng Rp 380,7 juta.

Informasi yang dihimpun Suara Merdeka menyebutkan, sejumlah pejabat pemkab, pengurus Kwarcab Pramuka dan karyawan bank tempat dana lestari disimpan, dimintai keterangan polisi secara bertahap. Tahap pertama, sebanyak dua orang pada 11 Juni 2011. Tahap kedua pada 14 Juni 2011 sebanyak tiga orang, tahap ketiga pada 23 Juni 2011 sebanyak dua orang dan tahap empat pada 04 Juli 2011 sebanyak satu orang.

Kepala Bappeda Pemkab Brebes, Ir Djoko Gunawan MT saat dikonfirmasi membenarkan, dirinya dipanggil polisi untuk dimintai keterangan terkait kasus dana lestari pramukan tersebut. “Ya, kalau tidak salah minggu lalu saya diminta keterangan. Tapi, ini baru sebatas klarifikasi,” ujarnya singkat.

Sementara itu, Kabid Perbendaharaan DPPKAD Pemkab Brebes, Suteju saat dikonfirmasi memilih tidak mau berkomentar. “Saya no coment,” tandasnya.

Ditempat terpisah, Kasat Rerkrim Polres Brebes saat dikonfirmasi melalui telepon, membenarkan sejumlah pejabat dan pengurus Kwarcab Brebes telah dipanggil untuk dimintai keterangan. Itu terkait adanya dugaan raibnya dana lestari milik Kwarcab Brebes. “Sudah mulai kami mintai keterangan,” tegasnya.

( Bayu Setiawan , Abdul Muiz / CN32 / JBSM )

Kamis, 07 Juli 2011

Pesanan dari Minahasa Selatan

Terima kasih kepada kak Henry dari Pramuka Saka Bayangkara Minahasa Selatan yang telah memesan Produk loreng serta Pin unutk kegiatan Pertikara. kami selalu siap bekerjasama dengan Pramuka Minahasa Selatan

Selasa, 05 Juli 2011

Peserta Jamnas Unjuk Rasa

Selain persoalan air besih dan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) yang kurang layak di Bumi Perkemahan Jamnas IX, sebagian peserta juga mengeluhkan sayuran yang layu bahkan tak layak konsumsi.

Peserta dari Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung, dan Maluku sampai berunjuk rasa ke kantor bupati perkemahan (penanggung jawab kegiatan perkemahan). Mereka menuntut menu natura khususnya sayuran agar diperhatikan. Lantaran, menurut peserta, natura yang dibagikan tidak layak untuk dikonsumsi, Senin (4/7).

Menurut pembina pendamping (Bindam) Tulang Bawang Lampung Agus Wahyono, menu natura yang diterima kontingennya sejak hari pertama tidak ada yang segar. Selain itu, sayur yang dibagikan panitia tidak sebanding dengan jumlah peserta yang ada di tenda. Sebab itu, Agus berharap panitia memerhatikan menu natura ini.

“Kami datang ke sini untuk meminta agar menu natura sayur yang diberikan oleh panitia diganti karena tidak layak untuk dikonsumsi,”kata Agus sambil memerlihatkan secuil sayur kubis ke wartawan. Tidak hanya sayur yang dikritik, juga mie instan yang disediakan panitia tidak layak.
Menurut informasi, aksi unjuk raja kontingen dari Lampung ini, karena beberapa kali mengadu ke RT dan RW serta kelurahan perkemahan tapi tidak digubris.

“Saya sudah beberapa kali memberitahukan kepada RT, RW dan Kelurahan perkemahan. Namun, tidak ada tanggapan positif. Sebab itu, kami menghadap bupati perkemahan agar secepatnya diperhatikan,” tegas Agus.

Sebagai ungkapan protes, mie instan yang mereka dapat dihambur-hamburkan di halaman kantor bupati. Tidak lama kemudian, perwakilan dari bindam itu, diterimah oleh Satpol PP OKI, Pratama Suryadi.

Mereka minta dipertemukan dengan bupati perkemahan H Abdul Shobur. Peserta menunggu beberapa jam karena bupati perkemahan tidak berada di tempat. Shobur berada di hotel.
“Adik pramuka ini ikut Jamnas membayar sebesar Rp 500 ribu per orang. Tapi, kami di sini hanya diberi makan mie instan dan sayur busuk,”tegas Agus.

Setelah diterima oleh Shobur secara berangsur peserta pun meninggalkan halaman bupati dan pulang ke tenda masing-masing.

“Keluhan peserta kita terima namun peserta hendaknya bersabar karena panitia mengurusi ribuan peserta yang semuanya harus dilayani dengan baik,” kata Shobur.
Terpisah, Bindam asal Padang Pariaman Nurhami SPd (53) didampingi pesertanya mengatakan, jiwa pramuka tak akan lepas dilubuk hatinya.

“Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar dan metode kepramukaan. Anak Pramuka dituntut tidak cengeng,” katanya.

Senin, 04 Juli 2011

Pesanan dari Cikampek

Terima kasih kepada kak Doni dari Cikampek atas kepercayaan kepada kedai Pramuka Scout Addict. Kami tunggu pesanan selanjutnya

Minggu, 03 Juli 2011

Sayuran dari Panitia tak Bisa Dikonsumsi Peserta Jamnas

TELUK GELAM - Peserta Jambore Nasional (Jamnas) Pramuka ke-IX setiap hari menerima natura basah dari panitia penyelenggara untuk kebutuhan kontingen. Caranya dengan menukarkan kupon yang telah disiapkan ke bagian natura maka kebutuhan dapur akan terpenuhi selama kegiatan Jamnas, Minggu (3/7/2011).

Namun ada keluhan dari peserta lantaran sayuran yang dibagikan kepada para peserta sering kali keadaan layu dan tidak layak untuk dikonsumsi. Akibatnya sayuran yang sudah diterimah peserta kerap terbuang karena layu dan busuk. Peserta lebih memilih membeli sayuran dengan pegagang kaki lima yang menjual dagangannya di pinggiran tapak kemah peserta.

Rini dari kontingen Kutai Timur, menurutnya kalau pelayanan dari petugas sangat mudah dan cepat dilayani. Namun yang menjadi kendala terkadang sayuaran yang diterima petugas sudah layu dan tidak segar lagi.

“Tidak setiap hari Kak, namun ada kalanya sayuran yang kita terima tidak dapat kita gunakan,” ujar Rini.

Menurutnya, untuk mengatasi hal tersebut para peserta tidak terlalu mempermasalahkannya dan cukup membeli sayuran dipedagang yang berada diseberang tenda.

“Seharusnya, peserta tak perlu lagi membeli keperluan dapur di pedagang. Memang antara perkemahan dengan penjual sayur tidak jauh. Tapi alangkah baiknya kalau peserta ini tidak membeli sayur keluarga,” kata Rini.